{إن الله يحب التوابين} (خطبة) - باللغة الإندونيسية

Sesungguhnya Allah Mencintai Orang-orang yang Bertaubat

Segala puji bagi Allah yang Maha Meliputi lagi Maha Mengetahui, yang Maha Menyaksikan lagi Maha Melihat, yang Maha Agung lagi Maha Kuasa. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Menutup aib, Maha Menerima taubat lagi Maha Pengampun, Maha Menjawab doa lagi Maha Memberi. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, menasihati umat dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya, sampai Beliau menjemput ajalnya. Semoga shalawat dan salam tercurah baginya beserta keluarga dan sahabatnya, juga bagi orang-orang yang mengikuti langkah mereka hingga hari kiamat.

Amma ba'du..

Aku berpesan kepada kalian dan untuk diriku sendiri agar senantiasa bertakwa kepada Allah dan berusaha sungguh-sungguh untuk tetap berada di atasnya dan menaiki tangga-tangganya. Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. al-Hasyr: 18).

Suadara-saudara seiman..

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Shahihnya dari Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu, bahwasanya seorang laki-laki di masa Nabi saw bernama Abdullah dan digelari himar (keledai). Dia sering membuat Rasulullah saw tertawa dan Nabi saw pernah menyambuknya karena minum miras. Suatu ketika dia dibawa, dan Nabi pun memerintahkan untuk mencambuknya. Salah seorang dari khalayak berkata, "Ya Allah, laknatlah dia. Tidak kapok-kapok dia melakukan ini." maka Nabi saw bersabda, "Janganlah engkau melaknatnya. Demi Allah, yang aku tahu bahwa dia adalah orang yang mencintai Allah dan rasulNya."

Hamba Allah..

Saya ingin bertolak dari hadits ini untuk memberikan peringatan kepada setiap orang yang kecanduan dengan maksiat, tetapi menyesal melakukannya, kepada orang-orang yang diuji dengan kembali kepada maksiat setelah ia taubat, baik itu berjarak lama ataupun singkat. Tema ini untuk siapa saja yang menyesal setiap kali dia jatuh kepada dosa. Meskipun terkadang setan menggelayutinya dengan membuatnya putus asa dan membisikkan pada dirinya dengan tuduhan munafik. Di dalam sebuah hadits disebutkan, "Siapa yang merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa sedih dengan keburukan yang dia lakukan, maka dia adalah seorang yang beriman." (HR. Ahmad dan Tirmizi, dan dishahihkan oleh Albani)

Di antara mereka ada yang melakukan dosa. Setiap kali dia berbuat dosa dia menyesal dan bertaubat. Boleh jadi dia menangis karena menyesalinya, tetapi dia lemah sehingga mengulanginya kembali.

Hamba Allah..

Siapa yang terjaga dari maksiat, maka hendaklah dia bersyukur kepada Allah, lalu waspadalah dari merasa suci dengan memandang rendah pelaku maksiat. Hendaklah dia mengambil pelajaran dan jangan sekali-kali mencoba. Hendaklah dia membuat penghalang kebesaran maksiat itu di dalam dirinya. Sebab kurangnya rasa takut kepada Allah adalah salah satu sebab, namun ia bukanlah satu-satunya sebab. Ada orang yang diuji dengan dosa, seperti merokok atau melihat sesuatu yang haram misalnya, jika disuguhkan kepadanya uang suap yang besar, maka dia akan menolaknya dan dia tidak menemukan beban berat pada perkara itu, karena rasa takutnya kepada Allah dan sebab penghalang kebesaran maksiat ini besar sekali pada dirinya. Ia tidaklah tergores dan tidak hancur.

Saudara-saudara seiman..

Sudah dimaklumi bahwa dosa itu memiliki pengaruh dalam kehidupan seseorang di dunia dan akhirat. Namun, apabila dosa itu telah dikerjakan, maka tidak ada jalan keluar selain mengobatinya dengan taubat dan amal saleh. Di dalam sebuah hadits disebutkan, "Sesungguhnya seorang hamba, ketika dia melakukan satu kesalahan, maka akan tertitik di dalam hatinya satu titik hitam. Apabila dia berhenti, lalu beristighfar dan bertaubat, maka hatinya kembali bersih. Dan jika dia kembali, maka bertambahlah (titik hitam itu), hingga ia memenuhi hatinya, maka itulah penutup yang yang disebut di dalam firman Allah. "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka." (QS. al-Muthaffifin: 14) (HR. Tirmizi dan dihasankan oleh Albani)

Taubat dan istighfar itu dapat menghapus titik hitam. Jika ia telah terhapus, maka ia tidak akan menjadi penutup di dalam hati.

Hamba Allah..

Baik kiranya bila kita sebutkan syarat-syarat taubat atas segala dosa. Pertama, menyesali maksiat kepada Allah yang telah dilakukan. Kedua, berhenti dari dosa itu. Ketiga, bertekad untuk tidak kembali kepadanya. Ada syarat keempat untuk beberapa jenis dosa, yaitu mengembalikan hak kepada pemiliknya. Para ulama berkata, "Siapa yang taubat dengan syarat-syarat ini, maka taubatnya adalah taubat nasuha (diterima)."

Hamba Allah..

Siapa yang dikalahkan oleh hawa nafsunya dan setan, sehingga dia kembali melakukan dosa, maka hendaknya dia taubat kembali. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Jika seorang hamba taubat, kemudian kembali lagi melakukan dosa, maka Allah menerima taubatnya yang pertama. Kemudian jika dia kembali, maka dia berhak mendapatkan hukuman. Tetapi jika dia taubat lagi, maka Allah menerima lagi taubatnya. Seorang muslim apabila dia taubat lalu kembali kepada dosa itu, dia tidak boleh berterus-terusan melakukannya. Tetapi hendaklah dia segera bertaubat, walaupun dia kembali melakukannya sebanyak seratus kali dalam sehari. Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya dari Ali dari Nabi saw, bahwasanya Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang diuji dengan sering mengulangi dosa tetapi selalu bertaubat." Di dalam hadits yang lain, "Tidak dikatakan dosa kecil bila dikerjakan terus-menerus. Dan tidak dikatakan dosa besar bila diiringi dengan segera memohon ampunan."

Salah seorang yang baik memberitahukan tentang seseorang yang dia kenal suka melaksanakan berbagai kebaikan, puasa senin kamis dan tiga hari setiap pertengahan bulan, serta bersedekah setiap hari, akan tetapi dia diuji dengan kebiasaan merokok. Ada lagi yang lain, suka puasa sunnah dan qiyamullail, membaca al-Qur'an dan melakukan berbagai kebaikan, tetapi dia diuji dengan bermudah-mudah melihat yang haram, dia bertaubat lalu kembali lagi, hingga hampir-hampir dia putus asa.

Seorang mukmin yang saleh, boleh jadi dia diuji dengan kecanduan terhadap suatu dosa yang membuatnya sedih. Tetapi jika dia iringi dengan penyesalan yang serius, istighfar yang berterusan dan doa yang tiada henti, maka Allah akan menurunkan pertolongan dan bantuanNya, pemeliharaan dan sokonganNya, meskipun perlu waktu. Boleh jadi pertolongan itu datang terlambat sebagai bentuk ujian dan cobaan. Maka keteguhan demi keteguhan sangat diperlukan, bagaimanapun banyaknya goresan luka. Jangan sampai membuang senjata doa dan menyerah sebagai tawanan dosa.

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi saw yang Beliau riwayatkan dari Tuhannya, "Seorang hamba melakukan suatu dosa, kemudian dia berkata, "Ya Allah, ampunilah dosaku" maka Allah berfirman, "Hambaku melakukan dosa, tetapi dia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukum karena dosa. Kemudian dia melakukan dosa lagi, lalu dia memohon, "Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku" maka Allah berfirman, "Hambaku melakukan dosa, tetapi dia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukum karena dosa. Kemudian dia melakukan dosa lagi, lalu dia memohon, "Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku" maka Allah berfirman, "Hambaku melakukan dosa, tetapi dia mengetahui bahwa dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menghukum karena dosa. Lakukanlah apa yang kamu kehendaki, sungguh Aku telah mengampunimu." Abdul A'la berkata, "Aku tidak tahu apakah Dia berkata ketiga kalinya atau keempat, "Lakukanlah apa yang kamu kehendaki."

Ya Allah, wahai yang Maha Pengampun, ampunilah kami. Wahai yang Maha Menerima taubat, terimalah taubat kami. Wahai yang Maha Menutup aib, tutuplah aib kami. Berikanlah kami petunjuk, wahai yang Maha Menunjuki, yang memiliki kemuliaan dan keagungan, yang Maha Hidup lagi Mengurusi hambaNya.

Khutbah Kedua

Segala puji bagi Allah yang berfirman, "Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri." (QS. al-Baqarah: 222).

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada nabiNya yang memohon ampun kepadaNya dalam satu majlis sebanyak seratus kali dengan mengatakan, "Wahai Tuhanku ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sungguh Engkau Maha Menerima taubat lagi Maha Pengampun."

Amma ba'du..

Hamba Allah,

Bersungguh-sungguhlah untuk mengakui segala dosamu di hadapan Tuhanmu dan bersemangatlah untuk bersedekah. Allah berfirman, " Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(nya), dan bahwa Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang?" (QS. at-Taubah: 102-104).

Setiap muslim hendaklah mengiringi taubat dan istighfarnya dengan amal saleh. Nabi saw bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada. Iringilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik, niscaya ia akan menghapusnya." Allah SWT berfirman, "Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)." (QS. Huud: 114).

Hendaklah orang yang diuji dengan dosa secara sembunyi-sembunyi agar memperbanyak amalan kebaikan secara sembunyi-sembunyi. Siapa yang berbuat dosa secara sembunyi-sembunyi, maka hendaklah dia bertaubat secara sembunyi-sembunyi. Siapa yang memamerkan dosanya, maka hendaklah dia bertaubat secara terang-terangan.

Segala puji bagi Allah, Tuhan kita yang Maha Pengampun lagi Maha Menerima taubat. Di dalam sebuah hadits disebutkan, "Demi Tuhan yang jiwaku berada di TanganNya, jikalau kalian tidak berdosa, maka Allah akan menghilangkan kalian dan Dia akan mendatangkan suatu kaum yang melakukan dosa, kemudian mereka memohon ampun kepada Allah, lalu Dia mengampuni mereka." (HR. Muslim).

Ungkapan yang baik bagi setiap pendosa yang menyesal, lalu bertaubat adalah "Betapa banyak dosa yang mampu menghancurkan sifat ujub (bangga diri) yang dapat membinasakan seorang hamba." "Betapa banyak dosa memenuhi hati dengan rasa takut kepada Allah." "Betapa banyak dosa yang menjadi sebab kekhusyu'an, ketundukan dan perasaan hina dalam doa di hadapan Allah." "Betapa banyak dosa yang mampu menjadi pemicu ketaatan yang sangat luas."

Saudara seiman..

Hendaklah diketahui bahwa taubat itu mesti dilakukan oleh setiap mukmin. Seseorang tidak akan sempurna dan tidak akan mampu mencapai kedekatan dari Allah secara sempurna, serta terhindar dari segala yang dibenci, melainkan dengan taubat. Nabi kita, Muhammad saw adalah manusia yang paling sempurna dan paling mulia di sisi Allah, Beliau bersabda, "Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku bertaubat kepadaNya sebanyak seratus kali sehari." (HR. Muslim).

Padahal Beliau itu sudah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Dan dengan ampunan ini Beliau memperoleh syafaat di hari kiamat, sebagaimana di sebutkan di dalam ash-Shahih pada hadits tentang syafaat yang masyhur itu, "..Mereka mendatangi Isa, namun dia berkata, "Aku bukan berada pada kedudukan itu. Tetapi datangilah Muhammad saw, hamba yang telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.."

Ucapkanlah shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad.