• الصفحة الرئيسيةخريطة الموقعRSS
  • الصفحة الرئيسية
  • سجل الزوار
  • وثيقة الموقع
  • اتصل بنا
English Alukah شبكة الألوكة شبكة إسلامية وفكرية وثقافية شاملة تحت إشراف الدكتور سعد بن عبد الله الحميد
 
الدكتور سعد بن عبد الله الحميد  إشراف  الدكتور خالد بن عبد الرحمن الجريسي
  • الصفحة الرئيسية
  • موقع آفاق الشريعة
  • موقع ثقافة ومعرفة
  • موقع مجتمع وإصلاح
  • موقع حضارة الكلمة
  • موقع الاستشارات
  • موقع المسلمون في العالم
  • موقع المواقع الشخصية
  • موقع مكتبة الألوكة
  • موقع المكتبة الناطقة
  • موقع الإصدارات والمسابقات
  • موقع المترجمات
 كل الأقسام | مقالات شرعية   دراسات شرعية   نوازل وشبهات   منبر الجمعة   روافد   من ثمرات المواقع  
اضغط على زر آخر الإضافات لغلق أو فتح النافذة اضغط على زر آخر الإضافات لغلق أو فتح النافذة
  •  
    في تحريم تعظيم المذبوح له من دون الله تعالى وأنه ...
    فواز بن علي بن عباس السليماني
  •  
    كل من يدخل الجنة تتغير صورته وهيئته إلى أحسن صورة ...
    فهد عبدالله محمد السعيدي
  •  
    محاضرة عن الإحسان
    د. عطية بن عبدالله الباحوث
  •  
    ملامح تربوية مستنبطة من قول الله تعالى: ﴿يوم تأتي ...
    د. عبدالرحمن بن سعيد الحازمي
  •  
    نصوص أخرى حُرِّف معناها
    عبدالعظيم المطعني
  •  
    فضل العلم ومنزلة العلماء (خطبة)
    خميس النقيب
  •  
    البرهان على تعلم عيسى عليه السلام القرآن والسنة ...
    د. محمد بن علي بن جميل المطري
  •  
    الدرس السادس عشر: الخشوع في الصلاة (3)
    عفان بن الشيخ صديق السرگتي
  •  
    القرض الحسن كصدقة بمثل القرض كل يوم
    د. خالد بن محمود بن عبدالعزيز الجهني
  •  
    الليلة التاسعة والعشرون: النعيم الدائم (2)
    عبدالعزيز بن عبدالله الضبيعي
  •  
    حكم مشاركة المسلم في جيش الاحتلال
    أ. د. حلمي عبدالحكيم الفقي
  •  
    غض البصر (خطبة)
    د. غازي بن طامي بن حماد الحكمي
  •  
    كيف تقي نفسك وأهلك السوء؟ (خطبة)
    الشيخ محمد عبدالتواب سويدان
  •  
    زكاة الودائع المصرفية الحساب الجاري (PDF)
    الشيخ دبيان محمد الدبيان
  •  
    واجب ولي المرأة
    الشيخ محمد جميل زينو
  •  
    وقفات مع القدوم إلى الله (9)
    د. عبدالسلام حمود غالب
شبكة الألوكة / آفاق الشريعة / منبر الجمعة / الخطب / خطب بلغات أجنبية
علامة باركود

عداوة الشيطان في القرآن (خطبة) باللغة الإندونيسية

عداوة الشيطان في القرآن (خطبة) باللغة الإندونيسية
حسام بن عبدالعزيز الجبرين

مقالات متعلقة

تاريخ الإضافة: 15/5/2024 ميلادي - 7/11/1445 هجري

الزيارات: 2630

 حفظ بصيغة PDFنسخة ملائمة للطباعة أرسل إلى صديق تعليقات الزوارأضف تعليقكمتابعة التعليقات
النص الكامل  تكبير الخط الحجم الأصلي تصغير الخط
شارك وانشر

Permusuhan dengan Setan di dalam al-Quran


الحمد لله أنشأ الكون من عدم وعلى العرش استوى، أرسل الرسل وأنزل الكتب تبيانا لطريق النجاة والهدى، نحمده -جل شأنه- ونشكره على نعم لا حصر لها ولا منتهى.


وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له يرتجى، وأشهد أن نبينا محمدا عبده ورسوله الحبيب المصطفى، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن سار على النهج واقتفى.


أما بعد: فأوصيكم ونفسي بتقوى الله، فإنّ من اتقاه كفّر الله سيئته وأعظم مثوبته وفرج كربته وجعل له من أمره يسراً،﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ ﴾ [لقمان: 33].


Segala puji bagi Allah yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan dan yang menguasai dan mengatur ‘Arsy. Dia mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab sebagai penjelas jalan keselamatan dan petunjuk. Kami memuji-Nya -Dzat-Nya Yang Maha Mulia- dan bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga dan tiada batas.


Dan kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, yang tidak memiliki sekutu yang diharapkan. Dan kami bersaksi bahwa Nabi kita Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang terkasih al-Mustafa, yang diberkahi oleh Allah, beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau, dan siapa pun yang mengikuti jejak dan tuntunan beliau.


Amma ba’du:

Saya nasehatkan kepada kalian dan diri saya pribadi untuk bertakwa kepada Allah, karena barangsiapa yang bertakwa kepada-Nya, Allah akan menghapuskan kesalahannya, memberikan pahala yang besar, meringankan kesulitannya, dan memudahkan urusannya.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ ﴾ [لقمان: 33].

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah akan hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat membela anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) membela bapaknya sedikit pun! Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kamu diperdaya oleh kehidupan dunia dan jangan sampai karena (kebaikan-kebaikan) Allah kamu diperdaya oleh penipu.” (Luqman: 33).


Wahai hamba Allah yang Maha Pengasih


Permusuhan memiliki sejarah yang panjang. Ia telah ada sepanjang kehidupan nenek moyang umat manusia. Bahkan, para nabi sekalipun tidak dapat terhindar darinya. Dampak dari permusuhan ini, jika musuh berhasil menguasai, itu adalah ancaman yang sangat serius, sebab permusuhan merupakan kerugian pada hari kembali menuju Allah. Ada permusuhan yang disebutkan di beberapa ayat al-Quran, dan salah satu tantangan dari permusuhan ini, yaitu kita tidak dapat melihat musuh yang satu ini. Ialah permusuhan dengan setan.


Marilah ke mari, kita mengkaji sebagian ayat al-Quran seputar permusuhan ini.


Permusuhan ini telah dimulai dengan nenek moyang kita, Nabi Adam ketika beliau di surga. Iblis menolak perintah untuk bersujud kepada Adam, dan tatkala kedua orang tua kita, Adam dan Hawa, dilarang makan buah dari pohon itu, Iblis menggelincirkan keduanya setelah membujuk kedua dengan mengatakan bahwa itu adalah pohon keabadian (khuldi). Iblis pun bersumpah seakan-akan memberi nasehat kepada keduanya:

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿  فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَاتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَا إِنَّ الشَّيْطَآنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ * قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴾ [الأعراف: 22 ، 23].

“Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Al-A‘rāf [7]:22-23).


Setelah ayat-ayat di surat al-A’raf tersebut yang menyebutkan kisah Nabi Adam dan godaan setan yang dialaminya, datanglah panggilan kepada umat manusia “يا بني آدم” (Wahai anak cucu Adam) sebanyak dua kali. Konon, hikmahnya, bahwa kondisi anak cucu akan terpengaruh oleh nenek moyangnya, melawan musuh mereka dan bersikap waspada agar terhindar dari tipu dayanya.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ ﴾ [الأعراف: 27].

“Wahai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu tertipu oleh setan sebagaimana ia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka berdua. Sesungguhnya ia (setan) dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak (bisa) melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu (sebagai) penolong bagi orang-orang yang tidak beriman.” (al-A’raf: 27).


Wahai hamba Allah


Allah yang Maha Benar telah memperingatkan kita dari godaan setan melalui firman-Nya:

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ ﴾ [فاطر: 5]

“Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah itu benar. Maka, janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah.” (Fāṭir [35]:5).


Terkait ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud dengan al-gharur (yang pandai menipu dayakan) adalah setan.” Sedangkan Ibnu Abbas berkata, “Maksudnya, jangan sekali-kali kalian tertipu oleh setan.“


Allah pun telah menjelaskan kepada kita tujuan setan setelah menyebutkan permusuhannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴾ [فاطر: 6].

“Sesungguhnya setan itu musuh bagimu. Maka, perlakukanlah ia sebagai musuh! Sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).” Fāṭir [35]:6.


Wahai saudaraku dalam iman

Allah subhanahu wata’ala teleh memberitahu dan mewanti-wanti kita bahwa setan datang menggoda secara berangsur-angsur, perlahan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ ﴾[البقرة: 168]

“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.” (Al-Baqarah [2]:168).


Allah subhanahu wata’ala juga telah menjelaskan tipu daya setan terhadap para hamba dalam hal sedekah, dengan menakut-nakuti dari kefakiran dan mengajak untuk menjadi kikir. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم بِالْفَحْشَاء وَاللّهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴾ [البقرة: 268].

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan kamu ampunan dan karunia-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah [2]:268).


Allah ‘azza wajalla juga telah memberitahu kita bahwa setan mempercantik kebatilan dan yang haram! Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ ﴾ [العنكبوت: 38]

“…Setan menjadikan terasa indah perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka dahulu adalah orang-orang yang berpandangan tajam,” (Al-‘Ankabūt [29]:38).


Dan untuk kedua kalinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴾ [الأنعام: 43].

“Akan tetapi, mengapa mereka tidak tunduk merendahkan diri (kepada Allah) ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.” (Al-An‘ām [6]:43).


Dan untuk ketiga kalinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴾ [الحجر: 39]

“Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua,” (Al-Ḥijr [15]:39).


Wahai hamba Allah


Setan selalu berusaha membuat sedih orang yang beriman. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴾ [المجادلة: 10].

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu hanyalah dari setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati, sedangkan (pembicaraan) itu tidaklah memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah. Hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.” (Al-Mujādalah [58]:10).


Lupa dan lalai mengingat Allah sangat erat kaitannya dengan setan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ ﴾ [الأنعام: 68]

“Jika setan benar-benar menjadikan engkau lupa (akan larangan ini),” (Al-An‘ām [6]:68)

Berikutnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ﴾ [الكهف: 63].

“…sesungguhnya aku lupa (bercerita tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuatku lupa untuk mengingatnya, kecuali setan.” (Al-Kahf [18]:63.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴾ [المجادلة: 19].

“Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikannya lupa mengingat Allah. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah sesungguhnya golongan setan itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Mujādalah [58]:19).


Dan, setan itu, wahai para hamba Allah, selalu berupaya untuk menakut-nakuti umat manusia dengan para loyalis (teman setia)nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴾ [آل عمران: 175].

“Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya) Oleh karena itu, janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang mukmin.” (Āli ‘Imrān [3]:175).


Setan juga berupaya melakukan tipu daya dan permusuhan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ ﴾ [المائدة: 91].

“Sesungguhnya setan hanya bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu melalui minuman keras dan judi serta (bermaksud) menghalangi kamu dari mengingat Allah dan (melaksanakan) salat, maka tidakkah kamu mau berhenti?” (Al-Mā'idah [5]:91).


Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِينًا ﴾ [الإسراء: 53].

“Katakan kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Al-Isrā' [17]:53).


اللهم إنا نعوذ بك من شر الشيطان وشركه وشرَكه وهمزه ونفخه ونفثه، واستغفروا الله إنه كان غفارا.

Ya Allah, kami memohon perlindungan kepadamu dari buruknya setan, kesyirikannya, perangkapnya, bisikannya dan mantranya. Mohon ampunlah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun.


Khutbah Kedua:

الحمد لله القائل : ﴿ إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴾ [فاطر: 6]، وصلى الله وسلم على نبيه الذي أرشدنا وعلمنا ما يحفظنا من الشياطين صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.

Segala puji bagi Allah yang berfirman, “Sesungguhnya setan itu musuh bagimu. Maka, perlakukanlah ia sebagai musuh! Sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni (neraka) Sa‘ir (yang menyala-nyala).” (Fāṭir [35]:6).


Shalawat dan salam kepada Nabi-Nya yang membimbing dan mengajarkan kita apa saja yang menjaga kita dari setan. Semoga shalawat Allah tercurahlimpakan kepada beliau, keluarga, sahabat, para tabiin, dan pengikut mereka dengan kebaikan, hingga hari pembalasan.


Amma ba’du:

Sesungguhnya semakin kuat keimanan seorang hamba dan kepasrahannya kepada Allah subhanahu wata’ala akan semakin membentenginya dari godaan setan.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴾ [النحل: 99].

“Sesungguhnya ia (setan) tidak memiliki pengaruh terhadap orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka.” (An-Naḥl [16]: 99).


Sementara untuk menangkal godaan setan yaitu dengan ber-isti’adzah (memohon perlindungan) dengan bantuan Sang Pencipta subhanahu wata’ala.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴾ [الأعراف: 200]

“Jika setan benar-benar menggodamu dengan halus, berlindunglah kepada Allah.302) Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-A‘rāf [7]:200).


Terkait dengan isti’adzah ini, Allah menceritakan kepada kita tentang ucapan istri Imran yang shalihah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وِإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴾ [آل عمران: 36].

“Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.” (Āli ‘Imrān [3]:36).


Tema kandungan surat an-Nas secara keseluruhan adalah seputar permohonan perlindungan dari was-was, di mana dalam surat ini disebutkan mohon perlindungan dengan sifat rububiyyah Allah, uluhiyyah dan kekuasaan-Nya terhadap manusia dari was-was (bisikan setan).

 

Adanya permohonan perlindungan kepada Allah dengan pengagungan semacam ini menunjukkan betapa bahayanya was-was. Dan, tidaklah kekufuran, dosa, syubhat dan syahwat yang dilakukan oleh manusia melainkan akibat dari bisikan setan ini.


Dari Uqbah bin Amir, ia berkata, “Ketika aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam antara Juhfah dan Abwa, tiba-tiba kami disergap oleh angin kencang dan kegelapan yang sangat pekat. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berlindung dengan mengucapkan:

﴿ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴾ [الفلق: 1] و﴿ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴾ [الناس: 1]

"Aku berlindung kepada Rabb Penguasa subuh" (An-Falaq: 1) dan "Aku berlindung kepada Rabb manusia." (An-Nas: 1).


Beliau bersabda, "Wahai Uqbah, berlindunglah dengan keduanya." Uqbah berkata, “Aku mendengar beliau membaca kedua surat tersebut saat shalat.” (Hadis riwayat Abu Dawud, dan dianggap shahih oleh al-Albani.


Wahai saudaraku dalam iman:

Sebagaimana setan bisa ditangkal dengan isti’adzah, setan juga bisa ditangkal dengan berzikir, mengingat Allah. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firman Allah ﴾ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿ , dia berkata, “Setan duduk di atas hati manusia. Ketika manusia lalai dan lengah, setan mengganggu dan membisikkan was-was. Namun, ketika manusia mengingat Allah, setan mundur.”


Sebagai penutup, wahai para hamba Allah


Kita harus selalu mengingat-ingat permusuhan setan, dan kita harus memohon pertolongan kepada Allah dan memperkuat keimanan kita, disertai memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan.


Hendaklah kita bersemangat untuk melakukan seruan dakwah yang ditunjukkan oleh Allah kepada Nabi-Nya ini. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ * وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحْضُرُونِ ﴾ [المؤمنون: 97 ، 98].

“Katakanlah, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung (pula) kepada-Mu, ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (Al-Mu'minūn [23]:97-98).


Sungguh setan-setan adalah bahan dasar setiap keburukan, baik itu kekufuran dan kemaksiatan lain yang lebih ringan.


Kemudian bershalawat dan salamlah..

 

https://www.alukah.net/sharia/0/142990/

 





 حفظ بصيغة PDFنسخة ملائمة للطباعة أرسل إلى صديق تعليقات الزوارأضف تعليقكمتابعة التعليقات
شارك وانشر

مقالات ذات صلة

  • عداوة الشيطان في القرآن (خطبة)
  • عداوة الشيطان في القرآن (خطبة) (باللغة الهندية)
  • قصة نبوية (1) معجزات وفوائد (خطبة) باللغة الإندونيسية
  • خطبة: (تجري بهم أعمالهم) باللغة الإندونيسية
  • شؤم الذنوب (خطبة) باللغة الإندونيسية
  • قصة نبوية (2) معجزات وفوائد: تكثير الطعام (خطبة) باللغة الإندونيسية
  • من مشكاة النبوة (1) "يا معاذ بن جبل" (خطبة) باللغة الإندونيسية
  • خطبة: من مشكاة النبوة (2) فيك جاهلية! (باللغة الإندونيسية)
  • خطبة: عداوة الشيطان في القرآن (باللغة البنغالية)

مختارات من الشبكة

  • عداوة الشيطان في القرآن (خطبة) - باللغة النيبالية(مقالة - آفاق الشريعة)
  • تحذير الإنسان من عداوة الشيطان (خطبة)(مقالة - آفاق الشريعة)
  • عداوة الشيطان (خطبة)(مقالة - آفاق الشريعة)
  • قول: باسم الله اللهم جنبني الشيطان وجنب الشيطان ما رزقتنا قبل الوقاع: سبب لطرد الشيطان(مقالة - آفاق الشريعة)
  • فاتخذوه عدوا: تنبيهات مهمة للتصدي لعداوة الشيطان (PDF)(كتاب - مكتبة الألوكة)
  • الشيطان وعداوته للإنسان(مقالة - آفاق الشريعة)
  • تفسير آية: (إنما يريد الشيطان أن يوقع بينكم العداوة والبغضاء في الخمر والميسر)(مقالة - آفاق الشريعة)
  • استشعار عداوة الشيطان حقيقة(مقالة - آفاق الشريعة)
  • الشيطان والإنسان ( عداوة وإيذاء، وعلاج وشفاء )(مقالة - آفاق الشريعة)
  • الدعوة إلى الحذر من الشيطان واتباعه وبيان عداوته للإنسان(مقالة - آفاق الشريعة)

 



أضف تعليقك:
الاسم  
البريد الإلكتروني (لن يتم عرضه للزوار)
الدولة
عنوان التعليق
نص التعليق

رجاء، اكتب كلمة : تعليق في المربع التالي

مرحباً بالضيف
الألوكة تقترب منك أكثر!
سجل الآن في شبكة الألوكة للتمتع بخدمات مميزة.
*

*

نسيت كلمة المرور؟
 
تعرّف أكثر على مزايا العضوية وتذكر أن جميع خدماتنا المميزة مجانية! سجل الآن.
شارك معنا
في نشر مشاركتك
في نشر الألوكة
سجل بريدك
  • بنر
  • بنر
كُتَّاب الألوكة
  • الدورة الخامسة من برنامج "القيادة الشبابية" لتأهيل مستقبل الغد في البوسنة
  • "نور العلم" تجمع شباب تتارستان في مسابقة للمعرفة الإسلامية
  • أكثر من 60 مسجدا يشاركون في حملة خيرية وإنسانية في مقاطعة يوركشاير
  • مؤتمرا طبيا إسلاميا بارزا يرسخ رسالة الإيمان والعطاء في أستراليا
  • تكريم أوائل المسابقة الثانية عشرة للتربية الإسلامية في البوسنة والهرسك
  • ماليزيا تطلق المسابقة الوطنية للقرآن بمشاركة 109 متسابقين في كانجار
  • تكريم 500 مسلم أكملوا دراسة علوم القرآن عن بعد في قازان
  • مدينة موستار تحتفي بإعادة افتتاح رمز إسلامي عريق بمنطقة برانكوفاتش

  • بنر
  • بنر

تابعونا على
 
حقوق النشر محفوظة © 1446هـ / 2025م لموقع الألوكة
آخر تحديث للشبكة بتاريخ : 11/11/1446هـ - الساعة: 0:55
أضف محرك بحث الألوكة إلى متصفح الويب